Tuesday, November 17, 2015

Kerangka Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami (wikipedia.org). Setiap menulis karangan tentunya harus memperhatikan dahulu bagaimana kerangka yang harus dibentuk. Kerangka adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Jika hendak menulis karangan, maka haruslah ada kerangka karangannya. Kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu karya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur. Tanpa adanya kerangka karangan ini, tentunya sebuah paragraf yang dihasilkan tidak memiliki struktur yang rapih dan bacaanya mengembang ke mana-mana.

1. Manfaat Kerangka Kerangan

Kerangka karangan yang sudah dibentu sedemikian rupa tentu saja memiliki keuntungan dalam pembentukan karangan tersebut, di antaranya:
(1) Memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih,
(2) Mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap,
(3) Mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya, (4) Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta, dan
(5) Membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

Dapat disimpulkan, dengan adanya kerangka karangan, penulis dapat dengan mudah menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Sehingga pembaca terpikat terus-menerus untuk membaca dan melanjutkan pada halaman berikutnya.

2. Langkah Penyusunan Kerangka Karangan

Dalam penulisan karangan, penulis akan terus berusaha bagaimana karangan yang dia tulis sempurna dan dapat dipahami maksud oleh sang pembaca. Oleh karena itu, ada beberapa langkah/ taktik yang mesti diterapkan oleh penulis, terutama penulis awam. Adapun itu sebagai berikut:

a. Merumuskan tema dan menentukan judul suatu karangan

Penentuan tema adalah hal yang paling mendasar dalam pembentukan karangan. Karena dari tema inilah karangan itu akan berkembang. Usahakan dalam pemilihan tema yang menarik agar pembaca tertarik membacanya. Setelah tema dipaskan, maka tak kan sukar memilih judul karangan tersebut. Usahakan judul juga menarik.

b. Mengumpulkan bahan

Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.

c. Menyeleksi bahan

Hindari membahas topik yang tida penting pada karangan tersebut. Jangan mengulang hal yang sama pada paragraph yang sama.

d. Mengembangkan kerangka karangan

Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.



3. Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Pola susunan yang paling utama adalah pola alamiah dan pola logis. Pola alamiah dan suatu kerangka karangan biasanya dida- sarkan atas urutan-urutan kejadian, atau urutan-urutan tempatatau ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.

a. Pola Alamiah

Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau keempat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas – bawah, melintang – menyeberang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya.

b. Urutan waktu (Kronologis)

Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian.

c. Urutan waktu (Spasial)

Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang pal¬ing penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat.

d. Topik yang Ada

Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan daiam pola alamiah adaiah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.

e. Pola Logis

Susunan atau pola logis adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kemampuan dalam menganalisa dan menghubungkan kejadian-kejadian di sekitar dengan akal budinya. Macam-macam urutan logis adalah:

f. Urutan Klimaks dan Anti Klimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Urutan yang merupakan kebalikan dan klimaks adalah anti klimaks. Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur-angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau kepentingannya.

g. Urutan Kausal

Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibatke sebab, Pada pola yang pertama suatu masalah dianggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin teijadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi umat manusia pada umumnya.

h. Urutan Pemecahan Masalah

Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah te;ientu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, kedua, analisa mengenai sebab-sebab atau akibat- akibat dari persoalan, dan akhirnya aiternatif-alternatif untukjalan keluardari masalah yang dihadapi tersebut.

i. Urutan Umum – Khusus

Urutan ini menerangkan dari hal yang bersifat umum ke pada yang khusus pun sebaliknya.

j. Urutan Familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal. Secara logis memang agak ganjil jika pengarang mulai menguraikan sesuatu yang tidak dikenalnya atau yang tidak dikenal pembaca.

k. Urutan Akseptabilitas

Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal yang sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para pembaca.

Sebab itu sebelum menguraikan gagas- an-gagasan yang mungkin ditolak oleh pembaca, penulis harus mengemukakan gagasan-gagasan yang kiranya dapat diterima oleh pembaca; dan sekaligus gagasan-gagasan itu menjadi landasan pula bagi gagasan yang mungkin akan ditolak itu.


No comments:

Post a Comment