Monday, November 9, 2015

Alinea

Alinea atau paragraf berasal dari bahasa Yunani yaitu paragraphos yang artinya "menulis di samping” atau “tertulis di samping”. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Sedangkan menurut KBBI, ali·nea /alinéa/ n bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih.

Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang membahas topik yang sama. Topik paragraf adalah pikiran utama sebuah paragraf tersebut. Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, pikiran utama disebut pula gagasan pokok.


Syarat-syarat Alinea/ Paragraf

Agar tercipta paragraf yang baik, maka ada empat persyaratan yang diperlukan yaitu kelengkapan unsur, kesatuan, keruntutan, dan koherensi (McCrimmon, 1963:69; Budiyono, 2008:106). Keempat unsur itu, secara rinci dijelaskan pada berikut ini:

1. Kelengkapan Unsur

Wahab dan Lestari (1999:31) menjelaskan bahwa paragraf yang baik berisi unsur-unsur yang diperlukan untuk mengungkapkan satu pikiran yang lengkap. Unsur-unsur yang diperlukan dalam setiap paragraf ialah (1) kalimat topik, (2) kalimat-kalimat penunjang, dan (3) kalimat penyimpul.

a. Kesatuan

Suatu paragraf dikatakan utuh apabila dalam paragraf itu terdapat hanya satu ide pokok (McCrimmon,1963:74; Wahab dan Lestari, 1999:36; Syafi’ie, 1988:151). Semua kalimat yang ada paragraf memiliki ide pokok yang sama. Maka apabila satu atau dua kalimat menyimpang dengan ide pokok, dapat dikatakan paragraf tersebut tidak memiliki kesatuan atau keutuhan.

b. Keruntutan

Paragraf dikatakan runtut apabila ide-ide yang diungkapkan dalam paragraf tersebut tersusun secara runtut atau urut dan sistematis, sehingga tidak ada ide yang melompat-lompat. Adanya penyajian ide-ide secara urut dan sistematis akan memudahkan pembaca memahami pesan-pesan yang hendak disampaikan dalam paragraf tersebut (Lorch, 1984).

c. Koherensi

Menurut McCrimmon (1963:82), paragraf yang koheren adalah paragraf yang kalimat-kalimatnya terjalin secara erat. Dengan demikian, semua kalimat yang ada pada suatu paragraf harus saling berkaitan dan saling mendukung. Untuk menghasilkan paragraf yang koheren, maka ada beberapa langkah yang perlu diterapkan:
1. Menggunakan penanda hubungan eksplisit, yaitu dengan piranti kohesi yang dapat berupa kata ganti, sinonim, pengulangan, atau yang lainnya.
2. Menyatakan paragraf koheren secara implisit, yaitu dengan menggunakan hubungan logis.

Syarat kepaduan di dalam suatu paragraf terpenuhi dengan menggunakan konjungsi sehingga kalimat – kalimat tersebut menjadi saling berkaitan.  Ada dua macam konjungsi, yang pertama ialah konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kedua, konjungsi antar kalimat, yang mana menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.


2. Unsur-unsur Alinea

Berikut adalah  unsur-unsur yang membangun adanya paragraf, yaitu:

a. Topik/ Gagasan Utama

Topik atau gagasan utama adalah unsur yang paling penting karena unsur ini lah yang menjadi jiwa dari sebuah paragraf tersebut. Sebelum merangkai paragrafmaka temukan terlebih dahulu topik yang akan disampaikan.

b. Kalimat Utama

Kalimat ini adalah kalimat yang mengandung gagasan utama yang diletakan secara tersirat. Terdapat tiga jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya,yaitu : (1) Paragraf Induktif : Kalimat utama terletak di akhir kalimat, (2) Paragraf Deduktif: Kalimat utama terletak di awal paragraf,dan (3) Paragraf Ineratif: Kalimat utama terletak di tengah paragraf.

c. Kalimat Penjelas/ Kalimat Pendukung

Pengertian kalimat penjelas adalah kalimat kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat kalimat penjelas dalam sebuah paragraf seharusnya memiliki kesatuan antara satu dengan yang lain yaitu seluruh kalimat tersebut dapat menyusun sebuah paragraf secara bersama sama menyatakan ide pokok yang diusung.

d. Transisi

Setiap kalimat menggunakan transisi atau konjungsi agar paragraf yang dibentuk padu dan utuh. Konjungsi intrakalimat contohnya: “dan”, “tetapi”, “karena”, dan lain-lain. Sedangkan konjungsi antar kalimat contohnya: “lagi pula”, ‘oleh karena itu”, “di samping itu”, dan lain-lain.

e. Penegas

Unsur ini tidaklah begitu penting dalam pembentukan paragraf. Tetapi dapat berfungsi untuk menambah daya tarik pada paragraf, menghindari kebosanan saat membaca, dan menjadi penegas pada kalimat utama.


3. Macam-macam Alinea

A. Berdasarkan jenisnya

a. Narasi
Merupakan paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian. Karangan ini membentuk alur cerita karena banyaknya rangkain peristiwa yang susul-menyusul. Contoh:

Aku tidak tahu apa kabar dua rombongan lain, mungkin mereka sudah menembak banyak babi. Kami terus bergerak masuk ke dalam rimba. Pohon semakin besar dan tinggi. Aku tidak tahu kapan perburuan ini akan berakhir. Kami sempat beristirahat pukul tujuh malam, memakan roti yang dibawa.

b. Deksripsi
Merupakan karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal / keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Contoh:

Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

c. Eksposisi
Merupakan paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Contohnya:

Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

d. Argumentasi : Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Contoh:

Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

e. Persuasi : paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:

Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.

B. Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.

Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.

Paragraf Ineratif adalah paragraf yang mengemukakan penjelasan-penjelasan yang kalimat topiknya terletak pada bagian tengah paragraf.




Referensi

Budiyono, Herman. Juli 2012. “Mengembangkan Paragraf Sesuai Fungsi Dan Posisi Dalam Rangka Menulis Sebuah Tulisan Esai”. Pena Vol. 2. No. 2. dari http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pena/article/download/1430/925, diakses pukul 10:22 WIB,8 November 2015.

KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dari http://kbbi.web.id/alinea, diakses pukul 10:18 WIB, 8 November 2015.

Kelas Indonesia. Mei 2015. Syarat-syarat Paragraf yang Baik dan Contohnya. dari http://www.kelasindonesia.com/2015/05/syarat-syarat-paragraf-yang-baik-dan-contohnya.html, diakses pukul 10:20, 8 November 2015

Kelas Indonesia. Mei 2015. Macam-macam Unsur-unsur Paragraf Lengkap. http://www.kelasindonesia.com/2015/05/macam-macam-unsur-unsur-paragraf-lengkap.html, diakses pukul 10:29 WIB, 8 November 2015.

Learn Is Easy. September 2015. Pengertian Paragraf dam Unsur-unsur Paragraf. Dari http://learniseasy.com/2015/09/pengertian-paragraf-dan-unsur-unsur-paragraf.html, diakses pukul 11:32 WIB, 8 November 2015.

Paragraf dan Unsur-unsurnya. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/465/jbptunikompp-gdl-cecesobarn-23242-13-pertemua-3.pdf, diakses pukul  8:23 W.IB, 9 November 2015

Syakuro, Abdan. Januari 2015. Macam-macam Paragraf Beserta Contohnya. Dari http://www.mediapustaka.com/2015/01/belajar-menuliskan-macam-macam-paragraf.html, diakses pukul 8:28 WIB, 8 November 2015.

Wikipedia. 21 Mei 2015. Paragraf. Dari https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf, diakses pukul 8:19 WIB, 9 November 2015.

No comments:

Post a Comment