Thursday, May 14, 2015

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Source: www.aliem.com


Terkait organisasi, sudah tentu kegiatannya tidak jauh dari yang namanya rapat, berdiskusi, membuat acara, dll. Di samping rapat dll, kegiatan berorganisasi tak jauh-jauh dari yang namanya pengambilan keputusan.


Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut Davis(dalam Syamsi 1995) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. hal ini terkait dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ¨apa yang harus dilakukan¨ dan seterusnya mengenai insur-unsur perencanaan. Keputusan pun dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpaung dari rencana semula. Keputusan yang baik pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat rencana dengan baik pula.


Sedangkan Syamsi (1995) menyimpulkan bahwa keputusan merupakan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah. Pentingnya pengambilan keputusan dalam organisasi sebagai langkah untuk mengarahkan organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Suatu keputusan sangat bergantung dari masalah yang dihadapi juga bergantung pada individu yang membuat keputusan. Menurut George Terry (dalam Hasan, 2002) dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
  • Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
  • Keputusan berdasar intuisi sifatnya subjektif, sangat terpengaruh oleh tingkat pengetahuan, latar belakang, dan faktor lain yang bersangkutan dengan kepribadian individu pembuat keputusan.

    Keuntungannya waktu yang diperlukan untuk membuat keputusan relatif cepat, jika individu pengambil keputusan punya ḱepekaan perasaan yang cukup tinggi  maka keputusannya cenderung tepat, dasar keputusan ini cocok untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. Namun, keputusan yang diambil berdasarkan intuitif sulit diukur kebenarannya dikarenakan sulitnya mencari alat pembandingnya.
  • Pengambilan keputusan rasional,
  • Dasar pengambilan keputusan ini banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya guna. Seperti masalah mengenai berapa sebaiknya perbandingan jumlah polisi dibanding banyaknya penduduk, dll. 
    Keputusan rasional lebih bersifat objektif dibandingkan intuitif, Dalam masyarakat juga organisasi, keputusan yang rasional dapat terasa apabila kepuasan optimal masyarakat maupun anggota organisasi dapat terlaksana.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan fakta,
  • Keputusan berdasarkan fakta maupun data yang cukup dapat dikatakan sebagai keputusan yang cukup, solid, dan baik. Namun untuk mendapatkan fakta maupun data yang cukup merupakan hal sulit. 
    Meski fakta maupun data sudah didapat, hal tersebut masih perlu diolah dengan cermat oleh tenaga yang terampil dan terlatih yang mampu mengolah data menjadi informasi yang canggih.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, 
  • Masalah yang ditemui terkadang masih berkaitan dengan masalah-masalah yang sebelumnya pernah dihadapi. Karena itu, pengalaman dalam memecahkan masalah dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian masalah. Jika individu pengambil keputusan memilki banyak pengalaman, tentu pemecahan masalah menjadi lebih mudah. Idividu tersebut dapat belajar dan memilih berbagai macam alternatif penyelesaian masalah yang tepat.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.
  • Keputusan berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan, yakni banyak diterima bawahan (meski dilakukan dengan senang hati, ataupun terpaksa), bersifat otentik, dan dikarenakan didasarkan wewenang resmi maka sifatnya lebih permanen. Namun keputusan ini berpotensi menimbulkan sifat diktator.



Jenis-jenis Keputusan Organisasi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.

Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
  • Keputusan Rutin
  • Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
  • Keputusan tidak Rutin
  • Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Keadaan intern organisasi
  • Keadaan intern organisasi akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Keadaan ini meliputi dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan, struktur organisasi, ketersediaan informasi yang dibutuhkan.
  • Tersedianya informasi yang diperlukan
  • Masalah di dalam organisasi muncul pada beraneka ragam situasi maupun kondisi.  Diperlukan pengetahuan mengenai sebab akibat masalah, informasi ini harus lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya kebenarannya, dan masih aktual. Berdasarkan informasi ini pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
  • Keadaan ekstern organisasi
  • Dalam sistem organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak dapat terlepas dari pengaruh ekstern. Kondisi lingkungan di luar organisasi dapat berupa keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, dsb.
  • Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
  • Kepribadian dan kecakapan individu pengambil keputusan sangat mempengaruhi ketepatan keputusan yang diambil. Hal ini meliputi penilaian, kebutuhan, tingkat kecerdasan, kapasitas, kapabilitas, keterampilan, dsb.
    Nilai kepribadian dan kecakapan individu tersebut tercermin pada keputusan yang diambilnya. tipe pengambil keputusan ini menurut Eric Form (dalam Syamsi) dapat dikelompokan menjadi:
  • Tipe ketergantungan,
  • Tipe ini tidak memiliki pendirian yang tegas, dikarenakan kurang menguasai masalah yang harus diputuskan. Ia memandang orang lain atau bawahannya lebih mampu dalam memecahkan masalah. Sehingga tipe ini sangat bergantung pada pendapat bawahan.
  • Tipe eksploitatif,
  • Tipe ini mengeksploitasi ide orang lain sebagai idenya sendiri untuk kepentingan pribadi, karena ketidakmapuannya dalam pengambilan keputusan.
  • Tipe tabungan,
  • Tipe ini cenderung menyimpan idenya sendiri (tidak membagi kepada orang lain) untuk kepentingan pribadi dan untuk memperkuat posisi dan wibawanya dalam organisasi.
  • Tipe pemasaran,
  • Tipe ini memamerkan idenya atau keputusannya dengan maksud agar mendapatkan pujian dari orang lain agar dipandang sebagai pimpinan yang berwibawa.
  • Tipe produktif,
  • Tipe ini memiliki kemampuan maupun keterampilan dan pandangan yang jauh kedepan. Tipe ini sangat peduli dan dapat bekerja sama dengan bawahan, penih inisiatif serta kreatif.



Implikasi  Manajerial

Kegiatan di dalam organisasi dalam mencapai visi dan misinya, tentunya mengalami banyak permasalahan yang harus dihadapi. Dalam hal ini setiap masalah memiliki cara tersendiri untuk diselesaikan. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin organisasi terkait manajerial organisasi sangat dipengaruhi oleh cara atau dasar pengambilan keputusan.

Terkait dengan berbagai dasar pengambilan keputusan yang dapat dipilih, memang terdapat banyak kelebihan dan kekurangan dari masing-masing cara. Namun kekurangan dan kelebihan ini agaknya dapat disiasati dengan memilih cara yang tepat disesuaikan dengan masalah yang sedang dihadapi.

Misalnya masalah yang cenderung membutuhkan keputusan yang cepat, dapat dilakukan pemilihan keputusan dengan dasar intuitif maupun pengalaman. Lain halnya dengan masalah-masalah yang sangat membutuhkan fakta-fakta dan informasi yang akurat demi terselesaikannya masalah.

Disamping dasar pengambilan keputusan, terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhinya. Setiap faktor mungkin memiliki kekurangan, namun mungkin dapat diatasi dengan memaksimalkan faktor lain yang sama pentingnya.

Sebagai pengambil keputusan, ada baiknya menjadi ´si tipe produktif' disamping punya ide yang orisinil, juga mau berbagi kepada sesama anggota organisasi demi kemajuan organisasi itu sendiri.

Beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti kegiatan BEM Universitas Gunadarma yaitu Hero of Education and Social sebagai volunteer. Pada persiapan acara yang bergerak di bidang kemanusiaan ini Misalnya mengenai cara penyediaan sembako, persiapan seminar, dll. Hal-hal tersebut meskipun sederhana juga memerlukan pengambilan keputusan yang tepat agar hambatan maupun masalah yang mungkin terjadi dapat diminimalisir maupun dihilangkan.




Referensi:
  • Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia Indonesia.
  • Runtuwene, Lastiko,  Kepentingan dan Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi Pendidikan Sekolah, http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/xcjq1363633187.pdf. Diakses tanggal 14 Mei pukul 2:16pm.
  • Syamsi, Ibnu, 1995, Pengambilan Keputusan SIstem Informasi, Jakarta: Bumi Aksara.
  • Veithzal, R., 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 

No comments:

Post a Comment